bolaberjaya.com – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengusulkan pengurangan jumlah pemain asing di Super League Indonesia menjadi tujuh untuk musim 2025/2026. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas liga sekaligus memberikan ruang bagi pemain muda Indonesia untuk berkembang.
Pengubahan Aturan Pemain Asing
Erick Thohir menegaskan pentingnya regulasi yang lebih baik dalam penggunaan pemain asing di liga. Dalam suratnya kepada PT Liga Indonesia Baru (LIB), ia menyebutkan bahwa PSSI telah melakukan rapat terkait masalah ini dan berharap LIB akan segera mengadopsi keputusan tersebut.
“Saya hari ini sudah mengirimkan surat ke PT LIB, di mana kami PSSI sudah rapat dan mungkin minggu depan LIB akan bertemu kami bahwa kami melihat untuk delapan pemain dalam satu game itu terlalu banyak. Jadi kita memutuskan itu tujuh,” ujar Erick saat memberikan pernyataan.
Erick juga menjelaskan bahwa pemain muda U-23 tetap dapat dimainkan selama 45 menit, menciptakan keseimbangan antara pengalaman dan pengembangan pemain muda dalam liga. Dengan aturan ini, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi timnas Indonesia.
Harapan untuk Liga dan Pemain Muda
Erick berharap perubahan ini dapat meningkatkan kualitas dan daya saing liga sepak bola Indonesia. Ia menekankan pentingnya komposisi pemain yang baik bagi perkembangan Timnas Indonesia ke depannya.
“Kita jalan berdampingan dengan LIB tapi kita punya kepentingan dengan LIB, yakni menjadi tempat pengembangan pemain,” tambah Erick, menunjukkan hubungan erat antara PSSI dan LIB dalam mencapai tujuan tersebut.
Erick juga memaparkan bahwa respons positif terhadap liga dapat dilihat dari beberapa aspek, seperti kemenangan bergantian, meningkatnya jumlah suporter, kesehatan keuangan klub, serta prestasi klub di kompetisi luar.
Dampak pada Talenta Muda
Erick menjelaskan bahwa pengurangan pemain asing bertujuan untuk memberi peluang lebih banyak bagi talenta muda lokal. Ia menegaskan bahwa pengurangan ini tidak berdampak pada kualitas liga.
“Pengurangan jumlah pemain asing di lapangan bukan berarti mengurangi kualitas liga, tetapi justru mempertegas komitmen kita untuk menciptakan ruang dan kesempatan lebih besar bagi talenta muda Indonesia,” jelasnya.
Erick menambahkan, penting bagi pemain muda untuk mendapatkan jam terbang yang cukup agar dapat berkembang secara skill dan mental. “Kita tidak ingin pemain muda hanya menjadi pelengkap di bangku cadangan,” kata Erick menekankan.